RSS

Pages

Percakapan...

Awan,
langit itu gelap, akan hujan kembali sepertinya
Mendumg itu mengundang angin yang meniupkan rasa dingin ketubuhku yang mengigil..

“di langit itu tidak hanya ada awan atau pelangi”, ibu berkata padaku
“aku tau”, jawabku pelan
“tapi mengapa kau hanya mencari keduanya?”,
“tidak”, jawabku lagi
“tapi hanya pelangi dan awan yang selalu ada dimatamu”, suara ibu mulai naik
“tidak”, aku menjawab tenang
“iya!!”
“tidak”,
“jangan bodohi dirimu sendiri!!”, ibu berhujat marah
“tidak”, aku bertahan
“”dimana awan? Siapa pelangi?”
“CUKUP!”, aku mulai berteriak, “CUKUP!!”
“SIAPA MEREKA???”
“sudah cukup, aku mohon.. jangan pojokan aku dengan pertanyaan yang tidak dapat aku jawab”, aku memelas
“lalu untuk apa kau mencari, menanti bila hanya tersakiti oleh keduanya??”
“aku tidak tersakiti oleh awan” ujarku datar
“tapi, oleh pelangi bukan”, sindir ibu sinis
“entahlah”, ujarku pelan
“kau seperti orang bodoh!!”
“sudahlah, aku bilang cukup, jangan hakimi aku dengan kalimat konotasimu yang menyebalkan itu”
“aku menyanyangimu, anakku”, ucap ibu perlahan
“maka biarkan aku”, aku menunduk
“hentikan saja permainan ini..”, pintanya dengan mata berkaca-kaca
Aku tidak sedang bermain”,
“lalu sedang apa?”.
“aku sedang mencari.....”
“apa yang kau cari?”
“sebuah awan untuk langitku”. Ujarku mengakhiri percakapaan.

0 komentar:

Awan, aku tidak mengerti diriku... Mengapa aku harus menipu mereka dengan senyumanku, kalo pada kenyataannya, kau pun tau aku terluka, mengapa awan?? Mengapa topeng ini menjadi miliku yang abadi, aku tidak pernah mengerti.. Tidak!?! Mengakui bahwa aku terluka akan terlihat menyedihkan, tapi aku merasakan itu, tapi mereka tidak perlu tau. Ini rahasiaku dan dirimu, ini rahasia kita. Awan, Aku ingin menghilang dari sini, dari kepenatan ini, dari segala kekecauan ini, dari semua yang tidak melegakan, dari semua yang menyakitkan, dari semuanya... Aku ingin pergi! pergi mencari puing-puing kebahagiaan yang terpental entah kemana, mengumpulkannya kembali atau mencari pengganti yang tidak ditemukan, hingga ia menjadi bentuk, menjadi ada, menjadi nyata, menjadi rasa... Awan, Bermain dengan pelangi membawaku berada digerbang ketidak pastian, dan ini kenikmatan yang dihasilkan hati yang terperi, dan sekarang aku lelah, awan, lelah dengan penipuan terhadap diriku yang tenang. Karena aku tetap seorang purti, yang tidak selamanya mampu berdiri dengan ketegaran, aku butuh udara untuk nafasku, aku butuh ruang untuk tubuh letihku, bersandar... Aku ingin itu, Awan, aku ingin terbang saja, terbang kearahmu. Berikan aku sayap itu, awan.. Biar aku bebas dan karena ini rahasia kita, maka simpanlah untukku simpanlah dalam kekokohan hatimu. Maka ini akan menjadi rahasiamu, rahasia awan (lebaran hari kedua, pagi banget...)
 
Copyright 2009 Another Side... All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes