RSS

Pages

Kisah Awan

Cerita Awan


Awan, apa kabar?

Langit hari ini terlihat cerah

Matahari terlihat sempurna melakukan pembakarannya

Tadi aku melihatmu, tetap diatas sana

Tidak banyak memang.. tapi ada


Awan,

Hari ini gelisah masih menemaniku

Berdiam dalam kekosongan hati

Tak ada yang tau, aku memang tdk ingin mereka tau

Tapi aku merasa sepi, kebisuan ini memojokkanku

Awan, kau masih disana?!

Sepi sekali langit tanpamu

(waktu lagi kul Feature, 10:59, 10 okt’o6)


Awan,

Sore ini langit terlihat gelap, pekat

Apakah air matamu akan menjatuhi bumi?!?

Mengapa?!?

Lelahkah dengan beban itu? Bosankah dengan keluhku?

Awan,

Hatiku masih terkunci, padahal aku ingin membukanya

Tapi patah...

Harus kuhancurkan kemudian kutata ulang

atau kupaksa dengan air mata?!?

Kau malah menangis,

Menemaniku dalam kesedihan, katamu padaku

Yang disampaikan hujan malam ini.

(lagi dikamar, 19:54, 10 okt’o6)


Awan,

Hari ini aku merasa sedikit lega..

Aku tidak merasa sendiri, sepi, ataupun ditinggalkan..

Tadi, aku bercerita kepada seorang teman

tentang kegelisahan yang masih setia menemaniku..

tentang kebingungan yang terus menghampiriku..

tentang perasaan sendiri yang menggangguku..

awan,

teman yang baik itu mendengarkan keluh ku

seperti dirimu mendengarkan aku

mengerti kesah ku..

seperti dirimu ketika melihat kesedihanku

menemani kesepianku...

seperti dirimu yang tidak pernah meninggalkan aku

awan,

tidak banyak komentar darinya

ini juga sepertimu yang tidak pernah bicara jika aku tdk meminta

aku menemukan sedikit dirimu disana

aku berterima kasih padanya, awan..

karena beban ini berkurang..

meskipun senyumku, entah pergi kemana,aku merindukannya,

aku ingin tertawa, tapi aku hampa..

awan,

tadi juga, aku bertemu dengan rubah dari masa laluku

dia melihatku..

tapi kenapa, aku merasa tubuhku bergetar karenanya

awan..

ini apa??

(lagi gak enak badan neh.. 19:57, 11 okt’o6)


awan,

ini pagi sekali bahkan langit masih gelap,

aku tak dapat melihat mu,padahal aku ingin

aku kedinginan..

awan,

sepi ini datang lagi, perih...

tak tau harus bagaimana??

Aku selami rasa ini dalam diam

ternyata ada luka disana, tersembunyi rapat dipojokan

terlihat memerah, tersentuh dan berdetak dengan kencang..

aku meringis..

karena ternyata rasanya masih nyeri,

aku mengaduh..

menyimpannya dalam senyuman

awan,

aku lelah sekali..

aku bosan dengan ketidaktauan

aku ingin egois,

aku tak ingin melihat apa yang hatiku liat..

(ngantuk deh.. 13 okt’o6 ,4:15)


awan,

pagi ini aku bangun entah dengan perasaan lega atau hampa

aku tidak tau, semua tidak nyata bagiku..

sepertinya aku masih terjebak dalam lingkaran ini

yang memenjarakanku dari kelegaan

aku ingin pergi, awan..

ingin sekali...

aku tak ingin memendam sedih yang lebih lama

ini terlalu tidak adil buatku, menyedihkan..

sangat...

awan,

sampai kapan kau akan tahan denganku?

(gak enak badan..hiks..hiks.., 14 okt ‘o6, 3:47)

-to be continued-

0 komentar:

Awan, aku tidak mengerti diriku... Mengapa aku harus menipu mereka dengan senyumanku, kalo pada kenyataannya, kau pun tau aku terluka, mengapa awan?? Mengapa topeng ini menjadi miliku yang abadi, aku tidak pernah mengerti.. Tidak!?! Mengakui bahwa aku terluka akan terlihat menyedihkan, tapi aku merasakan itu, tapi mereka tidak perlu tau. Ini rahasiaku dan dirimu, ini rahasia kita. Awan, Aku ingin menghilang dari sini, dari kepenatan ini, dari segala kekecauan ini, dari semua yang tidak melegakan, dari semua yang menyakitkan, dari semuanya... Aku ingin pergi! pergi mencari puing-puing kebahagiaan yang terpental entah kemana, mengumpulkannya kembali atau mencari pengganti yang tidak ditemukan, hingga ia menjadi bentuk, menjadi ada, menjadi nyata, menjadi rasa... Awan, Bermain dengan pelangi membawaku berada digerbang ketidak pastian, dan ini kenikmatan yang dihasilkan hati yang terperi, dan sekarang aku lelah, awan, lelah dengan penipuan terhadap diriku yang tenang. Karena aku tetap seorang purti, yang tidak selamanya mampu berdiri dengan ketegaran, aku butuh udara untuk nafasku, aku butuh ruang untuk tubuh letihku, bersandar... Aku ingin itu, Awan, aku ingin terbang saja, terbang kearahmu. Berikan aku sayap itu, awan.. Biar aku bebas dan karena ini rahasia kita, maka simpanlah untukku simpanlah dalam kekokohan hatimu. Maka ini akan menjadi rahasiamu, rahasia awan (lebaran hari kedua, pagi banget...)
 
Copyright 2009 Another Side... All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes