Sampai suatu saat saya men-scan kembali perasaan saya mengenai cinta... ketika secara nggak sengaja saya dengar pembicaraan orang yang kira-kira begini: "Cinta akan lebih bisa terpahami jika tidak bersandar dengan "karena" tapi bersandar dengan "walaupun".
----
Kalimat ini gw baca dari file yang entah gimana caranya ada diantara file-file gw.. waktu tadi lagi ngerapihin semua file.. ngecekin yang penting and yang gak lagi penting.. gw liat file ini ada nyelip gitu.. karena penasaran gw bukalah..
Dan gw mulai baca isinya..
File yang judulnya eramuslim ini dari halaman pertama langsung ngebahas masalah love.. love.. loveeee melulu... sampe dibagian akhirnya ada pandangan feminis tentang loveee juga.. (mungkin salah satu temen gw yang nyimpen file ini lagi nyari bahan yang temanya lopppp melulu hehehehe....).
Karena gw lagi gak ada kerjaan, dirumah kosong.. gak ada pulsa pula.. gak ada makanan juga.. akhirnya gw bacalah tuh catetan.. tadinya sih niat gw kalo bahasannya gak asik mau langsung gw cut ajah.. trough to rubish dah hehehehe.. tapi semakin kebawah, kalimat-kalimatnya semakin ngebuat gw jadi tertarik. Kaya ada tali gitu yang narik-narik gw hehehe..
Terus, setelah beberapa halaman yang panjang dan penuh dengan tulisan itu, sampe lah gw pada kalimat di atas. Kursor gw berenti agak lama disana.. cukup lama bahkan...
Tiba-tiba ingetan gw melayang-layang jauh menembus genteng.. untung gak kepentok yah hehehe.. kalimat ini pernah gw denger koq... udah lama bahkan.. terusnya gw diem..
Agak lama... terusnya mata gw turun ketulisan selanjutnya..
Anda nggak faham yach...? samma :) (gw paham koq.. tapi gw pengen ajah baca dari sudut pandang lo ;p)
Mau pake rumus...?, (boleh..boleh… pengen liat juga rumusnya)
Misalkan... Selama ini dengan kedok cinta, saya mencintai A "KARENA" c,d,e,f,g… (sesuatu yang sangat logis). Tapi masalahnya sekarang, kalau c,d,e,f,g-nya berkurang tidak mustahil cinta saya pada A bukan sekedar tereduksi lagi, akan tetapi mungkin akan habis dan tinggal kedoknya saja, karena ego saya yang menginginkan c,d,e,f,g-nya bukan karena A-nya itu.
Tetapi sebaliknya... Dengan berkedok cinta, saya mencintai A "WALAUPUN" v,w,x,y,z dst ..(mungkin terkadang nggak masuk akal). Akan tetapi, meskipun ada faktor v,w,x,y,z dst... tapi disini kita harapkan mudah2an cintanya semakin menyala dan kedoknya semakin menghilang.
Terus gw makin diem, makin mikir.. makin ter......... ketika gw baca lanjutan tulisan dia... (ter-apa coba???)
Saya hanya sedikit teringat, suatu kisah seorang sufi yang mengatakan bahwa beliau 'mimpi seakan-akan berada di hadapan Allah' kemudian Allah berkata:
(dalam bahasa yang lebih sederhana) ........
Ketika AKU baru menciptakan manusia, mereka semua mengaku cinta kepada-KU.
Kemudian KU-ciptakan dunia, sebagian besar berpaling ke dunia lari meninggalkan-KU, hanya sedikit yang tetap mencintai-KU Kemudian KU-ciptakan Surga, sebagian besar dari yang sedikit itu berpaling padanya, dan tinggal sedikit dari yang sedikit tetap mencintai-KU. Kemudian KU-ciptakan Neraka, sebagian besar dari yang sedikit dari yang sedikit tadi lari meninggalkan-KU karena takut padanya, maka tinggallah sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit tetap cintanya kepada-KU.
Pada yang sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit itu KU-timpakan ujian, Sebagian besar dari yang sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit itu tidak tahan dan mengeluh, hingga hanya tinggallah sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit dari yang sedikit tadi masih tetap cintanya kepada-KU. Kepada yang tersisa itu AKU katakan... "Kalian tidak menginginkan dunia, tidak mengharapkan surga, tidak lari dari neraka, dan tidak mengeluh dari ujian, lalu apa yang kalian inginkan...?"
"Engkau lebih mengetahui apa yang kami inginkan, jawab mereka."
"AKU akan memberikan cobaan yang berat pada kalian, sebanyak napas kalian; bahkan gunung yang kokoh sekalipun tidak akan sanggup menanggungnya, apakah kalian akan tetap bersabar...?"
"Jika KAU yang menurunkan cobaan itu, kami siap menerimanya."
Kata Allah... "Kalian adalah hamba-hamba-KU yang sejati. Kalian adalah pecinta-KU yang sidiq. Aku akan beri kalian dunia dan surga. Aku akan menyingkirkan segala bencana dari kalian."
Mereka yang tersisa itu-lah hamba-KU.
Terusnya gw yang udah mikir itu makin mikir lagi..
Makin penuh deh otak gw yang udah penuh ini.. (maap yah otak yang imut-imut.....)
Terus dengan sempurnanya catetan ini ditutup dengan kalimat sebagai berikut :
"Saudaraku, jika kau mendoakan aku, doakanlah agar Allah menjadikan aku sebagai salah seorang kecintaan-Nya. Sebab, karena cinta, maka seorang ayah berulang kali memaafkan kesalahan anak-anaknya. Jadi, jika Allah mencintaimu, kau takkan merasa takut."
Ya Allah bi dzarrotin min mahabbatillah...
Ya Allah, jadikanlah kesalahan-kesalahan kami sebagai kesalahan-kesalahan dari orang yang Kau cintai. Dan jangan jadikan kebaikan-kebaikan kami sebagai kebaikan-kebaikan dari orang yang Kau benci.
0 komentar:
Posting Komentar