13 januari 'o5
22:00
pangeran...
kau hampiri singgahsana ini ketika sepi
mempertaruhkan peran kebijaksanaanmu
dalam langkah yang kau susun indah
akankah ceritamu sesempurna rencana-Nya
seperti kisah bintang yang tak letih menemani malam
meski kabut coba selimuti kesetiannya
atau kisah mentari yang selama beribu tahun rela membagi sinarnya
agar rembulan tak selalu dalam kegelapannya
ketika kemilau mahkota kau tinggalkan, mampukah?
putri ini bukan seorang peri
kegelisahan kerap hinggap dihati
dan keangkuhan mencoba meracuni . . .
masihkah langkahmu akan tetap kemari?
menelusuri kebekuan kisi hati
memberi harapan akan kesucian dalam penantian yang panjang
pangeran....
haruskah kau sujudti tanah-tanah itu
jika hanya untuk meminta buah kepercayaan
pangeran....
kini lelah telah merayu ku, kebosanan perlahan membujukku,
menantimu,
menghianatimu
namun aku tak ingin mati dalam kebusukanmu
aku ingin pergi meski tanpa izinmu, tanpa meninggalkan sakitku
penantian ini harus berakhir, goresan belatimu telah melukai
seluruh tubuhku . . .
aku hampir mati...
tapi tidak ingin dalam hunusan pedangmu
karena perjalananku telah separuh meninggalkan istanamu
mungkin sadarmu telah mengerti ketidakberadaanku
pangeran...
kebencian tak akan pernah mengotori sekelumit bayanganmu yang melekat ditubuhku.. .
meski pedih dan luka terbuka lagi
maka jangan pernah sesali kepergianku..
karna mungkin aku tak akan pernah lagi kembali
meski tandu merahmu mengejar mancari bayanganku . . . .
(tengah malem, sepi )
Kisah Putri dan Pangeran Bag II
Diposting oleh
vie
on Sabtu, 30 Agustus 2008
Label:
KIsah Putri dan Pangeran
0 komentar:
Posting Komentar