RSS

Pages

Surat untuk pelangi

Kamar, 08:13, 25 okt’o6
Dear Pelangi, Aku bingung harus memulai dari mana?
Tiba-tiba saja semua yang aku ingin keluarkan kepadamu, terhenti oleh tanganku..
Aku bingung, pelangi.. Dalam kesempatan kali ini, apa yang harus aku ungkapkan. terlalu banyak kekecewaan yang kupendam padamu

Terlalu banyak kesedihan yang kutahan karenamu dan semua itu membuatku terlalu takut untuk berkata-kata, bukan.. ketakutanku bukan karenamu, tapi karena diriku sendiri..
Aku takut dengan diriku sendiri yang terlalu marah padamu, aku takut bila aku mulai bicara, aku tidak akan pernah berhenti lagi, bila aku mulai berteriak, suaraku akan menyakiti telingaku sendiri..
Aku tidak ingin itu terjadi..
Pelangi,
Kumulai saja surat ini dengan keluhan.. Mengapa rahasia selalu bersamamu?? Dan ketidaktauan selalu menjadi jawabanku atas semua sikapmu..Seharusnya kau pahami arti hadirmu untukku, kau seharusnya hanya menjadi penghilang luka, sandaran sesaat dan bukan pengganti, sehingga semua ini tidak perlu terjadi. Keindahan yang kau berikan padaku harganya terlalu mahal.. Warna yang kau beri terlalu berlebihan, itu menyakitkan mataku. Kau hanya membuka luka yang telah kaututupi, kau menyentuh luka yang masih terasa nyeri..
Aku tidak menginginkanmu pelangi, tidak, karena kau mengundang awan menurunkan hujan kembali, aku rindu cahaya matahari yang kau curi. Jangan tertawai aku, pelangi.. Matahari tidak akan membakarku, karena awan bersamaku

0 komentar:

Awan, aku tidak mengerti diriku... Mengapa aku harus menipu mereka dengan senyumanku, kalo pada kenyataannya, kau pun tau aku terluka, mengapa awan?? Mengapa topeng ini menjadi miliku yang abadi, aku tidak pernah mengerti.. Tidak!?! Mengakui bahwa aku terluka akan terlihat menyedihkan, tapi aku merasakan itu, tapi mereka tidak perlu tau. Ini rahasiaku dan dirimu, ini rahasia kita. Awan, Aku ingin menghilang dari sini, dari kepenatan ini, dari segala kekecauan ini, dari semua yang tidak melegakan, dari semua yang menyakitkan, dari semuanya... Aku ingin pergi! pergi mencari puing-puing kebahagiaan yang terpental entah kemana, mengumpulkannya kembali atau mencari pengganti yang tidak ditemukan, hingga ia menjadi bentuk, menjadi ada, menjadi nyata, menjadi rasa... Awan, Bermain dengan pelangi membawaku berada digerbang ketidak pastian, dan ini kenikmatan yang dihasilkan hati yang terperi, dan sekarang aku lelah, awan, lelah dengan penipuan terhadap diriku yang tenang. Karena aku tetap seorang purti, yang tidak selamanya mampu berdiri dengan ketegaran, aku butuh udara untuk nafasku, aku butuh ruang untuk tubuh letihku, bersandar... Aku ingin itu, Awan, aku ingin terbang saja, terbang kearahmu. Berikan aku sayap itu, awan.. Biar aku bebas dan karena ini rahasia kita, maka simpanlah untukku simpanlah dalam kekokohan hatimu. Maka ini akan menjadi rahasiamu, rahasia awan (lebaran hari kedua, pagi banget...)
 
Copyright 2009 Another Side... All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes