Kamar, 08:13, 25 okt’o6
Dear Pelangi, Aku bingung harus memulai dari mana?
Tiba-tiba saja semua yang aku ingin keluarkan kepadamu, terhenti oleh tanganku..
Aku bingung, pelangi.. Dalam kesempatan kali ini, apa yang harus aku ungkapkan. terlalu banyak kekecewaan yang kupendam padamu
Terlalu banyak kesedihan yang kutahan karenamu dan semua itu membuatku terlalu takut untuk berkata-kata, bukan.. ketakutanku bukan karenamu, tapi karena diriku sendiri..
Aku takut dengan diriku sendiri yang terlalu marah padamu, aku takut bila aku mulai bicara, aku tidak akan pernah berhenti lagi, bila aku mulai berteriak, suaraku akan menyakiti telingaku sendiri..
Aku tidak ingin itu terjadi..
Pelangi,
Kumulai saja surat ini dengan keluhan.. Mengapa rahasia selalu bersamamu?? Dan ketidaktauan selalu menjadi jawabanku atas semua sikapmu..Seharusnya kau pahami arti hadirmu untukku, kau seharusnya hanya menjadi penghilang luka, sandaran sesaat dan bukan pengganti, sehingga semua ini tidak perlu terjadi. Keindahan yang kau berikan padaku harganya terlalu mahal.. Warna yang kau beri terlalu berlebihan, itu menyakitkan mataku. Kau hanya membuka luka yang telah kaututupi, kau menyentuh luka yang masih terasa nyeri..
Aku tidak menginginkanmu pelangi, tidak, karena kau mengundang awan menurunkan hujan kembali, aku rindu cahaya matahari yang kau curi. Jangan tertawai aku, pelangi.. Matahari tidak akan membakarku, karena awan bersamaku
0 komentar:
Posting Komentar