RSS

Pages

perahu kertas

dear neptunus,
Aku mencintainya. Didepannya aku bisa menjadi diriku.
Seperti aliranmu yang selalu membawa semua pesanku.
Diapun begitu, membuatku hanyut dalam tatapan matanya.
Membuatku lupa akan kesedihan dengan suaranya.
Sampai aku tak bisa katakan apa-apa.

bahkan hanya untuk bilang rindu atau butuh.
Banyak yang ga ngerti, lalu terluka dan saling menyalahkan.
Karena itu aku takut bicara tentang hati, maka ku tuliskan saja,
lalu kusimpan dan mungkin ku kirimkan entah kemana...

2 komentar:

Olga Yusal mengatakan...

sumpaahhh kenapa kita sehati yah???
posting perahu kertas yang emang kayaknya kita banget ya poott..
kangen kamu pengen peluk kamu poottt *nangiiisss...

vie mengatakan...

hehhhh koq pake nangis..
aku kan punya novelnya dan emang sukaa dari jaman dulu pas bacanya oll...
kemaren mau posting lebih panjang tapi lagi ga konsen..
:D

*pelukk jugaaa

Awan, aku tidak mengerti diriku... Mengapa aku harus menipu mereka dengan senyumanku, kalo pada kenyataannya, kau pun tau aku terluka, mengapa awan?? Mengapa topeng ini menjadi miliku yang abadi, aku tidak pernah mengerti.. Tidak!?! Mengakui bahwa aku terluka akan terlihat menyedihkan, tapi aku merasakan itu, tapi mereka tidak perlu tau. Ini rahasiaku dan dirimu, ini rahasia kita. Awan, Aku ingin menghilang dari sini, dari kepenatan ini, dari segala kekecauan ini, dari semua yang tidak melegakan, dari semua yang menyakitkan, dari semuanya... Aku ingin pergi! pergi mencari puing-puing kebahagiaan yang terpental entah kemana, mengumpulkannya kembali atau mencari pengganti yang tidak ditemukan, hingga ia menjadi bentuk, menjadi ada, menjadi nyata, menjadi rasa... Awan, Bermain dengan pelangi membawaku berada digerbang ketidak pastian, dan ini kenikmatan yang dihasilkan hati yang terperi, dan sekarang aku lelah, awan, lelah dengan penipuan terhadap diriku yang tenang. Karena aku tetap seorang purti, yang tidak selamanya mampu berdiri dengan ketegaran, aku butuh udara untuk nafasku, aku butuh ruang untuk tubuh letihku, bersandar... Aku ingin itu, Awan, aku ingin terbang saja, terbang kearahmu. Berikan aku sayap itu, awan.. Biar aku bebas dan karena ini rahasia kita, maka simpanlah untukku simpanlah dalam kekokohan hatimu. Maka ini akan menjadi rahasiamu, rahasia awan (lebaran hari kedua, pagi banget...)
 
Copyright 2009 Another Side... All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes