RSS

Pages

Dan terluka lagi…

6 nov’ 09
19:38 serasa seperti 2 tahun yang lalu…

Hanya ada layar monitor didepan matanya,
jari2 tangan menuangkan apa yang ada didalam otak tanpa panduan kata yang terucap..
semua tertulis dalam diam..
Rasa itu digambarakan dalam desahan kalimat, dalam deretan tanda baca, dalam emoticon2 yang sederhana..
Semua tersimpan rapih dalam diam…

Kala kecewa atau lara mendera, mata menatap layar 17 inci itu dengan nanar…
Jarinya tetap menari indah diatas keyboard hitam dan perlahan butiran air itu menetes membasahi pipinya, jatuh dipangkuannya, lengannya yang basah. Tapi dia tetap diam…
Jari-jari itu semakin lincah mengartikan kalimat kesedihan yang terjatuh itu..
Dia tetap diam, meskipun jari2nya terhenti..
Kehabisan kalimat…
Kehabisan kata…
Dia tetap diam…
Kesunyian mengantarkannya untuk menuangkan segala kepenatan dalam kalimat2 panjang yang tersusun dengan indah, dengan keteraturan kata..
Sehingga lega itu datang, Hingga dia tenggelam dan setelah itu muncul kembali dengan keyakinan baru, kekuatan yang menjadikannya seorang yang lebih tegar dari apapun, dari siapapun…
Tidak satupun orang diberinya kesempatan untuk melihat keterpurukannya, semakin terasa sakit, akan semakin terliat kuat dia. Dia melindungi dirinya dari orang2 yang berpotensi melukainya..
Dan disinilah dirinya..
Masih menatap layar dengan mengenang masa 2 tahun yang lalu..
Dan terluka lagi….

0 komentar:

Awan, aku tidak mengerti diriku... Mengapa aku harus menipu mereka dengan senyumanku, kalo pada kenyataannya, kau pun tau aku terluka, mengapa awan?? Mengapa topeng ini menjadi miliku yang abadi, aku tidak pernah mengerti.. Tidak!?! Mengakui bahwa aku terluka akan terlihat menyedihkan, tapi aku merasakan itu, tapi mereka tidak perlu tau. Ini rahasiaku dan dirimu, ini rahasia kita. Awan, Aku ingin menghilang dari sini, dari kepenatan ini, dari segala kekecauan ini, dari semua yang tidak melegakan, dari semua yang menyakitkan, dari semuanya... Aku ingin pergi! pergi mencari puing-puing kebahagiaan yang terpental entah kemana, mengumpulkannya kembali atau mencari pengganti yang tidak ditemukan, hingga ia menjadi bentuk, menjadi ada, menjadi nyata, menjadi rasa... Awan, Bermain dengan pelangi membawaku berada digerbang ketidak pastian, dan ini kenikmatan yang dihasilkan hati yang terperi, dan sekarang aku lelah, awan, lelah dengan penipuan terhadap diriku yang tenang. Karena aku tetap seorang purti, yang tidak selamanya mampu berdiri dengan ketegaran, aku butuh udara untuk nafasku, aku butuh ruang untuk tubuh letihku, bersandar... Aku ingin itu, Awan, aku ingin terbang saja, terbang kearahmu. Berikan aku sayap itu, awan.. Biar aku bebas dan karena ini rahasia kita, maka simpanlah untukku simpanlah dalam kekokohan hatimu. Maka ini akan menjadi rahasiamu, rahasia awan (lebaran hari kedua, pagi banget...)
 
Copyright 2009 Another Side... All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes